Selamat petang, Sobat Cuan! Rangkuman kabar kembali menyapa Sobat Cuan dengan rentetan kabar yang kali ini lumayan positif! Di antaranya sikap pemerintah yang hapus syarat tes PCR dan antigen untuk pelaku perjalanan dan cadangan devisa Indonesia yang kian meningkat. Yuk, simak selengkapnya!
Pemerintah memperbolehkan pelaku perjalanan dalam negeri melalui moda transportasi darat, laut, dan udara untuk bepergian tanpa menyertakan hasil negatif tes swab PCR atau antigen. Kebijakan tersebut dimulai per Selasa (8/3) sesuai Surat Edaran (SE) Satuan Tugas Penanganan Covid-19 11/2022 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Pada Masa Pandemi Covid-19.
Hanya saja, ketentuan ini hanya bisa dinikmati oleh mereka yang telah menerima vaksin dosis kedua atau vaksin booster. Sementara itu, warga yang tidak bisa menerima vaksin wajib melampirkan surat keterangan dokter dari Rumah Sakit Pemerintah yang menyatakan bahwa belum dan/atau tidak dapat mengikuti vaksinasi COVID-19.
Kebijakan tersebut tentu akan membuat mobilitas warga semakin bergeliat. Hal itu tentu akan berdampak baik bagi kenaikan aktivitas ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berpotensi bertumbuh di kuartal I.
Kebijakan bepergian tanpa tes swab akan menggeliatkan sektor transportasi serta sektor pariwisata. Tak ketinggalan, kenaikan mobilitas yang tinggi juga akan meningkatkan aktivitas konsumsi masyarakat.
Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia sebesar US$141,4 miliar per akhir Februari, tumbuh tipis dibanding US$141,3 miliar sebulan sebelumnya.
BI mengatakan, kenaikan posisi cadangan devisa ini antara lain disebabkan oleh penarikan pinjaman luar negeri pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa. Otoritas moneter tersebut juga menilai bahwa cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Kenaikan cadangan devisa akan membuat BI leluasa untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Pasalnya, BI memang menggunakan cadangan devisa untuk mengintervensi pasar valuta asing demi menstabilkan kurs Rupiah.
Indonesia membutuhkan cadangan devisa yang mumpuni untuk menjaga kestabilan ekonomi dari potensi gejolak eksternal depan mata, mulai dari pengetatan kebijakan moneter The Fed hingga ketidakstabilan geopolitik Eropa timur.
Baca juga: Rangkuman Kabar: Harga Cabai Kian Pedas, Harga Emas Makin Ganas!
Jepang mencatat defisit neraca transaksi berjalan sebesar 1,18 triliun Yen pada Januari. Menariknya, ini angka defisit tersebut merupakan yang terdalam sejak 2014 silam!
Jebolnya defisit neraca transaksi berjalan negara sakura tersebut didorong oleh defisit neraca perdagangan. Betapa tidak, pada Januari lalu, Jepang membukukan pertumbuhan ekspor 15,2% secara tahunan namun pertumbuhan impornya malah sebesar 39,9%. Hal ini terjadi setelah nilai impor bahan bakar minyak melambung tinggi, yang merupakan imbas kenaikan harga minyak dunia.
Kenaikan defisit transaksi berjalan kemungkinan akan membuat Jepang mengurangi permintaan impornya. Hal ini akan melukai kinerja ekspor domestik mengingat Jepang adalah salah satu negara destinasi ekspor utama Indonesia.
Jika nilai ekspor Indonesia melorot, maka pertumbuhan ekonomi juga akan terseret. Hal ini wajar saja mengingat nilai ekspor netto adalah satu dari empat komponen utama pertumbuhan ekonomi.
Rusia mengancam akan menghentikan penyaluran gas alam ke Eropa melalui jaringan pipa Nord Stream 1. Ini merupakan aksi 'balas dendam' Rusia atas rentetan sanksi ekonomi yang dialamatkan negara-negara barat terhadap negara beruang merah tersebut.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak berdalih bahwa Rusia punya hak untuk mengambil aksi 'yang sepadan' dengan sanksi-sanksi ekonomi dari negara barat. Sebelumnya, AS dan sekutunya telah menjatuhkan sanksi ekonomi bejibun terhadap Rusia gara-gara nekat menginvasi Ukraina.
Sekadar informasi, produksi gas alam Rusia menyuplai sekitar 40% pasokan gas Eropa.
Penyetopan distribusi gas alam tentu akan mengikis persediaannya di pasar. Jika itu terjadi, maka siap-siap harga gas alam global akan menanjak dan menyebabkan inflasi.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang.
Sumber: CNBC Indonesia, CNN Indonesia, Reuters, Bloomberg
Bagikan artikel ini