Rangkuman kabar akhir pekan, Jumat (12/11) mengulas nasib baik warga Miami yang bakal dapat transferan Bitcoin gratis dari walikotanya. Selain itu, harga minyak mentah RI naik lagi, lho! Wah, harga BBM apa kabarnya? Yuk simak selengkapnya di rangkuman pasar berikut!
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan bahwa harga acuan minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price) bertengger di US$81,81 per barel per 8 November 2021. Dengan demikian, harga ini US$9,6 per barel lebih mahal ketimbang penetapan pemerintah sebelumnya.
Dasar kenaikan tersebut ialah harga rata-rata minyak mentah dunia yang melonjak selama Oktober lalu akibat kelangkaan pasokan dan krisis energi jelang musim dingin tahun ini. Hal itu diperparah oleh aksi OPEC+ yang ogah menambah produksi harian jumbo demi memenuhi permintaan pasar.
Negara anggota OPEC+ sepakat untuk tetap pada rencana semula dengan kenaikan produksi 400 ribu barrel per hari saja. Negara di luar OPEC+ malah merevisi turun produksi hariannya pada trilwulan IV menjadi 65,24 juta barrel per hari, turun 3,2 juta barrel dari produksi harian triwulan III.
Kenaikan harga acuan minyak mentah RI akan meningkatkan nilai penerimaan negara dari ekspor minyak dan gas. Hanya saja, kenaikan harga minyak ujung-ujungnya tetap akan membebani neraca dagang Indonesia lantaran Indonesia adalah negara importir minyak. Jika neraca pedagangan terus tertekan, maka cadangan devisa Indonesia juga akan terkuras.
Di sisi lain, kenaikan harga minyak acuan Indonesia bisa menjadi berkah bagi pemasukan negara. Sebab, pemerintah bisa mengantongi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang lebih tinggi. Pemerintah memang membutuhkan amunisi fiskal dalam bentuk apa pun demi menyusutkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Bank Indonesia merilis harga properti sepanjang kuartal III 2021 naik 1,4% secara tahunan, lebih rendah ketimbang kuartal sebelumnya 1,49%. Hal itu terungkap dalam survei properti BI yang dirilis pekan ini.
Melemahnya pertumbuhan harga properti di triwulan lalu disebabkan oleh penjualan properti yang longsor 15,19% secara tahunan. Beruntung, para pengembang properti di Indonesia menggantungkan sumber modalnya dari kantong pribadi, sehingga kontraksi ini tidak menyumbang kredit macet di bank.
Data Bank Indonesia menunjukkan, 65,87% kebutuhan modal pembangunan proyek properti berasal dari kocek internal. Sementara dari sisi konsumen, 75,38% dari total pembelian rumah menggunakan skema kredit perbankan.
Melemahnya penjualan properti mengindikasikan bahwa masyarakat masih belum bergairah untuk membeli barang-barang non-kebutuhan dasar. Meski memang, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi 3,51% di triwulan lalu.
Selain itu, ambrolnya penjualan properti di Indonesia juga bisa menghambat pertumbuhan kredit konsumsi di Indonesia.
Baca juga: Rangkuman Kabar: Inflasi AS Kian Garang, Investasi UAE di RI Cemerlang
Setiap warga Miami yang memiliki dompet digital berhak menerima imbal hasil MiamiCoin dalam bentuk pecahan Bitcoin.
Walikota Miami, Francis Suarez mengatakan imbal hasil ini berlaku untuk setiap warga Miami, tidak hanya mereka yang telah memiiliki MiamiCoin saja. Bahkan, Suarez juga berencana membuatkan dompet digital bagi warganya yang belum punya agar dapat menerima keuntungan dari City Coin tersebut.
Hingga saat ini, MiamiCoin yang baru diluncurkan Agustus lalu telah mendulang cuan hingga US$22 juta. Suarez meyakini imbal hasil City Coin tersebut dapat melampaui penerimaan Miami dari perpajakan di masa depan sehingga perlu dilakukan redistribusi bagi warganya.
Proyek City Coin di Miami yang cukup berhasil meningkatkan kesejahteraan warga lewat redistribusi yield koinnya dapat menjadi inspirasi alternatif pemasukan daerah yang selama ini banyak bergantung pada penerimaan pajak dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sehingga, kesuksesan program City Coin diharapkan dapat membuka pintu adopsi kripto yang lebih luas, tak cuma sekadar sebagai instrumen investasi dan trading semata. Jika tren ini diikuti oleh pemerintah daerah lainnya, bukan tidak mungkin permintaan aset kripto meningkat dan harganya ikut menjulang.
Pasar surat utang negara di kawasan Asia sepi peminat sepanjang Oktober lalu. Bahkan, Indonesia dan India terpantau mengalami capital outflow. Total arus modal asing yang memasuki pasar surat utang Asia sepanjang Oktober mencapai US$2,25 miliar, terendah sejak Desember 2020.
Alasannya, para investor mengkhawatirkan pertumbuhan ekonomi China yang melambat dan lonjakan harga energi. Keputusan normalisasi kebijakan The Fed juga mempengaruhi volatilitas pasar, di mana investor langsung buru-buru mengatur ulang portofolio investasinya.
Capital outflow di kawasan berkembang saat tapering kerap terjadi secara historis. Namun beberapa negara tetap menerima net inflow sementara negara yang dipandang memiliki risiko lebih besar kehilangan pasokan modal asing.
Bagi Indonesia, data ini mencerminkan sentimen investor asing yang masih buruk kendati secara fundamental data perekonomian Indonesia menunjukkan tren positif. Capital outflow dapat memukul pasar SBN secara signifikan jika sebelumnya tidak diantisipasi. Namun, pendalaman pasar keuangan dan porsi kepemilikan domestik yang besar di pasar SBN Indonesia membuat situasi ini tidak berdampak masif.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Bisnis Indonesia, Reuters, Coin Telegraph, Bank Indonesia
Bagikan artikel ini