Rangkuman kabar Selasa (23/11) mengulas perkembangan domestik dan mancanegara yang seru dan sayang untuk dilewatkan.
Bank Indonesia mencatat uang beredar dalam arti luas (M2) mencapai Rp7.490,7 triliun pada Oktober 2021, atau tumbuh 10,4% secara tahunan. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari bulan September yakni 8,2% secara tahunan.
Naiknya jumlah giro, baik dalam nominal rupiah maupun valas, mendorong kenaikan jumlah uang beredar tersebut. BI mencatat total giro dalam rupiah sebesar Rp1.304,7 triliun, atau tumbuh 21,4%, sementara total giro dalam valas senilai Rp503,3 triliun alias tumbuh 41,9%.
Secara umum, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 9,6% secara tahunan. Meningkat dibandingkan pertumbuhan September yakni 8%.
Naiknya jumlah uang beredar dalam bentuk giro mengindikasikan mulai bergairahnya dunia usaha. Sebab, jenis simpanan ini biasanya dimiliki oleh badan usaha maupun perseorangan lantaran manfaatnya yang memungkinkan transaksi dalam jumlah besar.
Selain itu, kenaikan jumlah uang beredar mengindikasikan bahwa kegiatan ekonomi secara umum memang sudah kembali lancar. Data ini memberikan sinyal bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV bisa lebih baik dibanding kuartal sebelumnya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) untuk mewaspadai dampak normalisasi kebijakan moneter bank sentral AS The Fed alias tapering. Pasalnya, industri dana pensiun dan asuransi masih menempatkan 70-80% dana kelolaannya pada instrumen pasar modal yang rentan mengalami capital outflow.
Arus modal keluar alias capital outflow lazim terjadi saat The Fed mengetatkan kebijakan moneter. Dengan demikian, maka lembaga IKNB perlu menata ulang kelolaan portofolio investasinya agar tapering The Fed tak merembet ke runtuhnya sistem finansial domestik.
Baca juga: Rangkuman Kabar: Kenaikan UMP Makin Mini, Kota Bitcoin Akan Terealisasi
Presiden Amerika Serikat Joe Biden memilih Ketua The Fed Jerome Powell untuk menduduki jabatannya lagi hingga empat tahun mendatang. Merespons hal tersebut, Powell mengungkap dirinya akan berfokus pada inflasi dan pasar tenaga kerja dalam memimpin otoritas moneter tersebut.
Dalam memilih Powell, Biden mempertimbangkan kecakapannya dalam mengatasi persoalan kontraksi ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di AS. Namun, terpilihnya Powell cukup mengejutkan mengingat Partai Demokrat, yang merupakan pendukung Biden, mengajukan Lael Brainard untuk duduk sebagai ketua The Fed.
Powell, Ketua The Fed yang dipilih mantan Presiden AS Donald Trump, dianggap terlalu berafiliasi kepada kubu Partai Republik meski sebelumnya sempat dinominasikan oleh Presiden Barrack Obama yang juga berasal dari Partai Demokrat.
Selama hampir empat tahun menjabat sebagai Ketua The Fed, Powell dikenal sebagai sosok yang berpandangan dovish dan fokus pada inflasi dan ketenagakerjaan ketimbang kenaikan harga-harga aset.
Kembali terpilihnya Powell sebagai ketua The Fed sejatinya bisa meredakan faktor ketidakpastian di pasar. Sebab, pucuk pimpinan The Fed yang tak berganti merupakan indikasi bahwa The Fed tidak akan mengubah kebijakannya, seperti tapering dan kenaikan suku bunga acuan, yang sudah dijadwalkan sebelumnya.
El salvador berencana membiayai kota Bitcoin dengan surat utang berbasis Bitcoin senilai US$1 miliar. Presiden El Salvador Nayib Bukele mengungkap surat utang tersebut akan terbit awal tahun depan dengan denominasi dolar AS bertenor 10 tahun.
Separuh dari dana yang terkumpul nantinya akan langsung dikonversi dalam Bitcoin. Sisanya, yakni US$500 juta, akan digunakan untuk membangun infrastruktur kota dan tambang Bitcoin.
Kepala bagian strategi Blockstream, Samson Mow, yang bersama dengan Presiden Bukele saat mengumumkan rencana itu mengatakan, surat utang berbasis Bitcoin itu nantinya akan memiliki kupon 6,5% atau jauh di bawah rata-rata kupon surat utang El Salvador bertenor 10 tahun yakni 13,5%.
Imbal hasil tinggi itu terjadi lantaran investor kelas atas berbondong-bondong menyerbu surat utang negara El Salvador setelah negara tersebut mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.
Penerbitan surat utang berbasis Bitcoin tenti akan berefek pada naiknya permintaan aset kripto tertua itu. Sehingga, nilai Bitcoin diprediksi akan terus naik di masa depan.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Bank Indonesia, Bisnis Indonesia, Reuters, New York Times
Bagikan artikel ini