Rangkuman kabar Rabu (29/12) mengulas perkembangan domestik dan mancanegara salah satunya peningkatan transaksi harbolnas 12.12 lalu.Yuk, simak selengkapnya di rangkuman kabar!
Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) menyebutkan transaksi selama festival Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 12.12 tahun ini mencapai Rp18,1 triliun, naik 56% dibanding tahun lalu. Penjualan produk lokal menyumbang Rp8,5 triliun, tumbuh 52% dibanding penjualan tahun lalu.
Lembaga riset NielsenIQ kemudian mengurai alasan melonjaknya transaksi tersebut dalam hasil surveinya. Hasilnya, 80% responden tertarik melakukan transaksi lantaran banyaknya promo gratis ongkos kirim. Motivasi lain ialah maraknya promo potongan harga dan cashback selama Harbolnas. Survei tersebut juga mengungkap bahwa 86% konsumen melakukan transaksi barang yang sudah diincar seblumnya, alih-alih sekedar belanja impulsif.
Naiknya pengguna internet sebanyak 32% tahun ini turut mendorong pertumbuhan online shopper sebanyak 88%. Kenaikan volume transaksi juga terjadi pada pengguna e-commerce di luar jawa sebanyak 42% berkat membaiknya infrastruktur internet di berbagai wilayah di Indonesia.
Naiknya transaksi online akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi tahun ini lewat konsumsi masyarakat. Selain berperan menyumbang angka pertumbuhan, transaksi digital juga memiliki efek berganda kepada pihak yang terkait di dalamnya seperti penjual, distributor, produsen, hingga tenaga kerja yang terserap oleh usaha kecil dan menengah yang banyak bermain dalam transaksi ritel di e-commerce.
Praktisi kripto dalam negeri Oscar Darmawan mengurai fenomena booming-nya Metaverse tahun ini akan berperan besar terhadap pertumbuhan aset kripto dan Non Fungible Token (NFT) tahun depan. Pasalnya, teknologi augmented reality (AR) tersebut akan membuat aset-aset digital termasuk penggunaan kripto sebagai alat tukar semakin masif.
Metaverse, menurut Darmawan, akan membuat aset kripto dan NFT semakin banyak fungsinya, salah satunya digunakan dalam Metaverse. Ia memprediksi tahun depan juga akan muncul ekosistem baru yang membuat aset-aset digital punya nilai tambah alih-alih sekedar tren sesaat.
Hype metaverse dapat menjadi kendaraan dalam meningkatkan utilitas aset kripto dan NFT. Semakin tinggi utilitasnya, akan membuat suatu komoditas semakin memiliki nilai tambah, alih-alih sekedar colectibles yang sedang tren semata. Jika momentum ini berlanjut, dapat dipastikan prospek NFT dan kripto tahun depan semakin cerah.
ProShares, perusahaan investasi asal Amerika Serikat yang naik daun berkat produk exchange-traded fund (ETF) berbasis Bitcoin, kini tengah menjajaki produk baru berupa ETF berbasis Metaverse. Perusahaan tersebut telah mengajukan perizinan produk yang akan dinamai ProShares Metaverse Theme ETF kepada Securities Exchange Commission (SEC).
Kali ini, ProShares ternyata bukan perusahaan pertama yang menggagas produk serupa. Akhir November lalu, dua perusahaan asal Kanada telah memperdagangkan ETF Metaverse di Toronto Stock Exchange.
Metaverse sendiri telah menjadi salah satu teknologi bombastis tahun ini pasca Facebook secara resmi mengumumkan strategi rebranding perusahaannya yang berubah nama menjadi Meta, Oktober lalu. Pasar metaverse diproyeksikan dapat menembus US$872 miliar pada tahun 2028, dengan mempertimbangkan laju pertumbuhan konservatif keuntungan perusahaan sebesar 44% pertahun.
ETF berbasis Metaverse berimplikasi pada meningkatnya permintaan terhadap aset digital terkait metaverse, seperti kripto dan NFT. Hal ini diharpakan dapat mengerek harganya ke level tertinggi baru sebagaimana reli yang ditunjukkan koin metaverse seperti Decentraland (MANA) dan Enjin Coin (ENJ) sepanjang tahun ini.
Kawasan regional Asia Pasifik diproyeksikan akan menerima aliran dolar lewat remitansi sebesar US$335,2 miliar tahun ini, tumbuh 6,7% secara tahunan. Sementara tahun depan, pertumbuhannya sedikit melambat yakni 5,9%.
Jumlah tersebut setara dengan 63,4% dari total peningkatan nilai remitansi di seluruh dunia. Sumber dana remitansi terbesar ialah Inggris Raya, Amerika Serikat dan Zona Eropa. Sisanya, yakni sekitar 30% dari total nilai remitansi berasal dari negara timur tengah.
Dana remitansi kerap ditransaksikan lewat mata uang digital seperti aset kripto guna mempermudah transaksi lintas batas. Peningkatan nilai transaksi remitansi tentu akan berdampak pada peningkatan volume dan nilai transaksi aset-aset kripto.
Selain itu, transaksi remitansi juga merupakan bentuk aliran modal langsung yang akan meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat di kawasan Asia Pasifik. Dana ini akan mendistribusikan kapital dari kawasan maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Inggris kepada negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia yang banyak mengirim tenaga kerja asing.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Kontan, Bisnis, Coin Telegraph, Investing, Antara
Bagikan artikel ini