Rangkuman kabar Senin (7/2) mengulas perkembangan domestik dan mancanegara, di antaranya capaian pertumbuhan ekonomi tahun 2021 yang mencapai 3,69% secara tahunan dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang lebih ketat!
Badan Pusat Statistik mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2021 atas dasar harga berlaku sebesar Rp16.970,8 triliun, tumbuh 3,69% secara tahunan. Realisasi ini lebih rendah ketimbang proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yakni sebesar 4%, namun lebih tinggi dari realisasi tahun 2020 yakni -2,07%.
Kinerja pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari kontribusi ekspor-impor yang fantastis tahun lalu. Tercatat, ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan 24,02%, sementara impor barang dan jasa tumbuh 23,21%.
Sementara itu, jika ditinjau dari sisi lapangan usaha, maka sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari industri pengolahan yang tumbuh 3,39% dan berkontribusi 18% dari total pertumbuhan ekonomi nasional.
Capaian pertumbuhan ekonomi tahun lalu pun turut mengerek pendapatan per kapita RI menjadi Rp62,2 juta atau setara US$4.349, membaik dibanding tahun 2020 yakni Rp57,3 juta. Sekadar informasi, pendapatan per kapita Indonesia sempat jatuh dari Rp59,3 juta di 2019 ke Rp57,3 di 2020 seiring merebaknya pandemi COVID-19.
Capaian pertumbuhan ekonomi tahun 2021 mengindikasikan upaya pemulihan ekonomi dari dampak pandemi cukup berhasil, yakni dengan mengalihkan sumber pertumbuhan dari konsumsi rumah tangga ke ekspor-impor. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang baik juga akan membuat investor kian pede menanamkan investasinya ke dalam negeri.
Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepatutnya juga perlu disikapi secara kritis. Bisa jadi, berbasiskan data tersebut, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan mengurangi stimulus ekonominya secara agresif di tahun ini.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan bahwa wilayah Jadebotabek, DIY, Bali dan Bandung Raya kini resmi memasuki PPKM level 3!
Keputusan tersebut didasari oleh lonjakan kasus akibat merebaknya varian omicron yang telah menyebabkan 357 kematian sejauh ini.
Sama seperti PPKM level 3 sebelumnya, pemerintah membatasi operasi supermarket dan mall hingga pukul 21.00 WIB saja. Hanya saja, kenaikan level PPKM kali ini menyertakan kebijakan pengetatan terarah bagi kelompok yang dianggap paling rentan, yakni lansia.
Kenaikan level PPKM akan berdampak pada turunnya mobilitas masyarakat dan kegiatan ekonomi. Sedikit banyak, langkah ini akan berisiko pada pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini. Padahal, pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah menemukan momentumnya pada kuartal IV lalu
Baca juga: Kabar Sepekan: Ekonomi Pantang Kendor, Semua Serba Cetak Rekor!
Alibaba Group Holding Ltd. mendaftarkan satu miliar saham American Depository Shares (ADS) yang belum pernah didaftarkan sebelumnya. Berdasarkan formulir yang diajukan Alibaba akhir pekan lalu kepada otoritas pasar modal AS (Securities exchange Commission/SEC), tambahan ADS yang didaftarkan masing-masing mewakili delapan saham biasa.
Nah, menariknya, Alibaba ternyata mendaftarkan saham ADS yang merupakan kepemilikan dari SoftBank Jepang.
Dengan mencatatkan saham ADS ke SEC, maka Alibaba kemungkinan akan menawarkan saham milik SoftBank tersebut ke investor AS. Dengan kata lain, ada kemungkinan besar bahwa raksasa modal ventura itu akan angkat kaki dari Alibaba!
Sekadar informasi, SoftBank membenamkan dananya di Alibaba sebelum raksasa e-commerce tersebut melantai di bursa saham AS. Sehingga, porsi kepemilikannya tidak tercatat sebagai ADS.
SoftBank sendiri menggenggam 5,39 miliar lembar saham di Alibaba, atau setara 673,76 juta ADS. Secara persentase, nilainya mencapai 24,8% dari total saham Alibaba.
Kabar ini tentu bikin investor berspekulasi tentang masa depan dan profitabilitas perusahaan. Sehingga, isu ini tentu menjadi sentimen negatif bagi pergerakan nilai saham Alibaba. Benar saja, harga saham Alibaba di pasar modal Hongkong dan AS masing-masing terkoreksi 4,5% dan 3% pada hari ini.
Bitcoin berhasil menembus level resistance US$42,000, bahkan, sempat diperdagangkan di level US$43.000. Berkat capaian ini, para hodlers optimistis momentum Bitcoin bisa bangkit lagi dari keterpurukan selama bulan Januari.
Berdasarkan tren terbaru setelah resisten US$42.000 ditembus, para analis berpendapat support BTC kini berada di US$40.000. Tak hanya itu, kapitalisasi pasar kripto pun tumbuh 11,2% minggu lalu yang membuat analis optimistis momentum Bitcoin kembali lagi.
Kebangkitan Bitcoin pasca depresiasi akibat menurunnya selera risiko investor terhadap instrumen berisiko tinggi membawa angin segar bagi dunia cryptocurrency. Sehingga, melihat tren yang membaik seperti demikian, investor semakin mengalirkan dana yang lebih deras ke pasar kripto.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang.
Sumber: Bloomberg, CNN Indonesia, Investing, Kompas, Berita Resmi Statistik
Bagikan artikel ini