Rangkuman kabar Selasa (21/12) mengulas serangkaian perkembangan domestik dan mancanegara. Yuk, simak selengkapnya di sini!
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp611 triliun per November 2021, susut drastis 31% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dengan kata lain, rasio defisit APBN kini menjadi 3,63%, turun 2% dalam kurun waktu satu tahun.
Realisasi pembiayaan APBN baru mencapai Rp642,6 triliun atau 63,8% dari keseluruhan target pembiayaan APBN tahun ini. Negara memakai Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) guna membiayai penyelenggaraan negara alih-alih menarik utang. Dampaknya, realisasi pembiayaan turun 41,7% secara tahunan.
Turunnya defisit anggaran, hingga mengurangi posisi pembiayaan utang, akan mengurangi beban negara di tahun-tahun mendatang. Sehingga, belanja negara ke depan dapat lebih dialokasikan ke pos-pos anggaran yang mampu mengerek pertumbuhan ekonomi.
Bursa Efek Indonesia mencatat antrean perusahaan yang mengantre untuk melantai di bursa hingga 20 Desember mencapai 25 perusahaan.
Rinciannya, 11 perusahaan memiliki aset di atas Rp250 miliar, 11 lainnya memiliki aset Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, sementara 3 sisanya merupakan perusahaan skala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar.
Sejak awal tahun hingga saat ini, 54 perusahaan telah mencatatkan sahamnya di BEI dengan total perolehan dana terhimpun Rp62,61 triliun. Otoritas BEI meyakini realisasi tahun depan akan lebih baik dengan proyeksi pertumbuhan perekonomian mencapai 4,7-5,5%.
Pipeline pencatatan saham tahun depan mengindikasikan animo yang besar dari calon emiten untuk mencari permodalan dari bursa saham. Semakin banyak perusahaan yang melantai di bursa, maka hal itu dapat menarik investor untuk ikut menanamkan modalnya di pasar modal dalam negeri. Di samping itu, animo perusahaan yang tinggi untuk IPO juga menggambarkan kepercayaan diri mereka terhadap proyeksi pasar modal Indonesia ke depan.
Baca juga: Rangkuman Kabar: Ekonomi Tumbuh Subur, ATM Kripto Menjamur
Para ekonom dan sejumlah lembaga pemeringkat mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat menjadi 3,9% pasca dokumen anggaran belanja pemerintahan Joe Biden berpotensi memperoleh penolakan.
Goldman Sachs dan peneliti Moody's Analytics mengungkapkan kekhawatirannya jika dokumen yang diberi nama Build Back Better tersebut tidak mendapat pengesahan, akan berdampak pada pemulihan ekonomi yang rapuh. Apalagi, tahun depan stimulus ekonomi dari operasi moneter Federal Reserve akan berakhir sepenuhnya, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat dipastikan terdampak.
Pelaku pasar dan analis memang mengkhawatirkan pertumbuhan ekonomi AS yang melambat tahun depan. Selain karena merebaknya kembali varian COVID-19 virus Omicron, pertumbuhan ekonomi AS juga terancam oleh gagalnya stimulus pemerintah dan ancaman tapering The Fed.
Jika pertumbuhan ekonomi melandai, maka AS akan mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja, penerimaan perpajakan, dan meningkatkanya tingkat pengangguran. Hanya saja, perlambatan juga dapat berimplikasi pada menurunnya tingkat inflasi yang saat ini tengah menjadi perhatian utama masyarakat AS.
The Ethereum Foundation telah meluncurkan pengembangan terbaru blockchain Ethereum yakni Kintsugi Testnet. Yakni, proyek penggabungan yang akan menggantikan protokol proof-of-work (PoW) pada blockchain tersebut menjadi proof-of-stake (PoS).
Kintsugi testnet merupakan langkah terakhir sebelum penggabungan itu akhirnya dapat terealisasi. Pagi tadi, pembaruan tersebut berlangsung sehingga para pengguna dapat mencicipi bagaimana Ethereum beroperasi pasca penggabungan nanti.
Adapun penggabungan itu sendiri rencananya akan beroperasi penuh pada paruh pertama 2022.
Protokol PoS memiliki keunggulan lebih ramah lingkungan lantaran tidak memerlukan energi listrik lebih banyak dalam operasionalnya. Pembaruan ini akan membuat Ethereum terbebas dari isu pemborosan sumber daya yang kerap menerpa aset-aset kripto yang beroperasi dalam protokol PoW. Dengan demikian, prospek Ethereum ke depan akan lebih baik seiring dengan semakin paripurnanya sistem blockchain.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Antara, CNBC Indonesia, Investing, Cryptobriefing
Bagikan artikel ini