Penilaian atas karya seni membangkitkan emosi berbeda dan umum dipandang sebagai komoditas yang sangat mengandalkan selera. Apakah karya seni bisa dijadikan sebagai investasi yang menguntungkan?
Namun, adanya para kolektor seni yang dengan bersemangat memonetisasi karya seni ini, dan melihatnya sebagai salah satu moda investasi. Seperti halnya saham, obligasi, atau emas, menunjukkan bahwa karya seni juga dipandang sebagai investasi yang menguntungkan.
Konon, investasi seni dapat menghasilkan hingga keuntungan 10% atau lebih per tahunnya. Laurence Fink, CEO Blackrock Financial, salah satu manajer keuangan terbesar di dunia, bahkan menyatakan dalam suatu wawancara dengan Bloomberg, bahwa seni kontemporer adalah suatu aset investasi yang menguntungkan dan merupakan “salah satu dari dua jenis investasi yang menyimpan nilai terbesar di dunia”.
Jadi, apakah karya seni adalah investasi yang tepat buat semua orang? Perlukah kamu mencoba-coba untuk menjadi “kolektor seni pemula” dan membeli lukisan atau berinvestasi di karya seni melalui perantara broker seni? Bagaimana kepemilikan suatu karya seni berbeda dengan investasi tradisional pada umumnya seperti saham, obligasi, properti, atau emas? Yuk, kita selidiki alasannya.
Jean-Luc Godard, sutradara film Perancis dan bapak aliran film New Wave Perancis, menyatakan, “Seni menarik perhatian kita karena ia mengungkapkan rahasia terdalam dari diri kita.” Seni, ungkapnya, adalah ekspresi pikiran dan emosi. Penciptaan karya seni melibatkan perkara personal yang intens dari si kreator, dan senimanlah yang mengekspresikan perspektif mereka yang unik tentang dunia–baik riil maupun imajiner–dari dunia di sekitarnya.
Peneliti neurobiologi, Semi Zeki, dari University College London menyebut bahwa melihat karya seni akan memancing hormon dopamin–zat kimia yang akan membuat kita merasa bahagia. Perasaan kita yang terasosiasi dengan seni, kata Zeki, serupa dengan apa yang kita rasakan ketika jatuh cinta.
Karya seni–lukisan, patung, gambar, foto, dan desain grafis–melampaui pengalaman ruang dan waktu. Dan, pengalaman membeli karya seni sebagai investasi yang menguntungkan juga relatif baru di zaman sekarang ini.
Baca juga: Kaum Milenial, Berapa Banyak Investasi yang Mesti Kamu Punya
Selama berabad-abad, kepemilikan karya seni terbatas pada kalangan masyarakat elite. Hanya kaum berpunya–aristokrat, gereja, pemerintah, dan para pedagang paling tajir–yang dapat membeli dan menjadi sponsor di balik suatu karya seni.
Memajang karya seni di ruangan hunian orang-orang berpunya ini adalah salah satu cara untuk menunjukkan status kelas. Steven Pritchard, menulis untuk Culture Matters, mencatat bahwa pada masa awal Renaisans, kepemilikan atas suatu karya seni sebagai investasi yang menguntungkan menandakan “status, pengaruh, kekuasaan, dan kekayaan”.
Meningkatnya permintaan atas karya seni sebagai investasi yang menguntungkan dengan cepat menarik perhatian industri finansial. Kajian oleh Deloitte menunjukkan layanan penasihat untuk urusan transaksi karya seni melibatkan urusan kompleks meliputi riset awal atas kandungan karya seni, penilaian, skema pewarisan hak cipta karya, dsb.
Mayoritas karya seni yang diproduksi selama sekian tahun lebih banyak jatuh dan terlupakan. Hanya segelintir saja karya yang masih dapat bertahan dari generasi ke generasi, yang menunjukkan kekaryaan si seniman, subjek, dan setting hadirnya karya itu yang mendukung berterimanya karya tersebut dalam waktu yang lama.
Beberapa kategori karya seni sebagai investasi yang menguntungkan berikut ini dapat menjadi panduanmu untuk mengetahui seberapa menariknya berinvestasi karya seni:
Kategori ini adalah karya seni yang dihasilkan oleh para seniman ternama atau “para maestro” yang umumnya dikoleksi oleh museum atau kepemilikan pribadi. Karya seni jenis ini umumnya diperdagangkan pada harga-harga spektakuler.
Karya Da Vinci “Salvator Mundi”, misalnya, dibandrol dengan harga 450,3 juta dolar di tahun 2017, karya Picasso “The Women of Algiers” senilai 179,4 juta dolar di tahun 2015, dan Van Gogh “Portrait of Dr. Gachet” terjual 2,5 dolar pada 1990. Benar-benar suatu investasi yang menguntungkan seiring waktu, bukan?
Kategori ini jatuh pada harga 250.000 dolar ke atas, umumnya dihasilkan oleh nama-nama seniman yang sudah cukup dikenali dan memenangkan berbagai penghargaan serta menjadi featured (karya terpilih) di pertunjukan-pertunjukan spesial museum.
Para seniman ini diminati oleh UHNWI, yang melibatkan para konsultan dan keterlibatan balai lelang. Karya-karya seniman yang jatuh pada kategori investasi yang menguntungkan ini di antaranya Francis Bacon, Jelen Frankenthaler, dan Gerhard Richter.
Sama dengan peningkatan nilai saham dalam sekuritas, karya-karya seniman kategori ini diakui dengan ganjaran penghargaan dan umum ditemukan di koleksi pribadi sejumlah tokoh terkemuka dan beberapa museum. Seniman-seniman ini umumnya diwakili oleh galeri-galeri terkemuka, dan harganya dibandrol di atas 50.000 dolar.
Tetapi ada pula yang mencapai nilai jutaan dolar. Nicola Tyson dan Rudolf Stingel adalah nama-nama seniman yang jatuh di kategori investasi yang menguntungkan ini.
Kategori ini melingkupi para seniman muda yang baru mengawali karya mereka, dan umumnya menjual karya dengan harga 10.000 dolar atau kurang. Para kolektor menilai seniman dalam kategori ini akan terus meningkatkan harga mereka jika mereka dapat bertahan untuk berkarya.
Baca juga: Investasi Emas atau Saham dalam Situasi Sekarang?
Sebelum memilih karya seni sebagai salah satu investasi yang menguntungkan, kamu sebaiknya mempertimbangkan rencana finansial jangka pendek atau jangka panjang, dan toleransi risiko yang akan kamu hadapi bila memilih investasi ini.
Kamu mesti mempertimbangkan pula keadaan finansialmu, apakah kamu akan menjadi investor aktif atau pasif untuk kategori ini. Para penasihat keuangan menilai karya seni tidak seperti investasi tradisional pada umumnya seperti saham, obligasi, atau komoditas berjangka karena adanya beberapa istilah teknis yang perlu diperhatikan.
Istilah-istilah itu meliputi ketidakpastian tingkat keuntungan dari setiap karya atas penilaian estetika karya tersebut. Tidak transparannya penilaian estetis atas karya seni yang menyebabkannya berpotensi untuk tindak kecurangan, termasuk juga penilaian orisinalitas atas suatu karya. Hingga biaya transaksinya yang umumnya cukup tinggi.
Hal-hal ini mensyaratkan pemahaman expertise di bidang seni untuk memastikan karya seni benar-benar merupakan investasi yang menguntungkan. Jadi, siapkah kamu berinvestasi di karya seni?
Referensi: Money Crashers
Yuk, Mengenal Produk-produk Investasi
Takut Investasi karena Istilah Rumit? Simak Kamus Investasi Emas Ini!
Gaji Pas-pasan? Pertimbangkan 4 Hal Ini untuk Mengambil Utang Produktif
Bagikan artikel ini