Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Blog

Marak Korporasi Besar Investasi Bitcoin. Bagaimana dengan Ethereum?
shareIcon

Marak Korporasi Besar Investasi Bitcoin. Bagaimana dengan Ethereum?

7 Apr 2021, 9:53 AM·READING_TIME
shareIcon
Kategori
Marak Korporasi Besar Investasi Bitcoin. Bagaimana dengan Ethereum?

Sebagai pecinta Bitcoin dan Ethereum, tentu kamu sering membaca kabar terkini bahwa investor institusi kian marak investasi Bitcoin. Bahkan tak jarang, aksi para investor kelas kakap itu bisa menggerakkan pasar begitu cepatnya.

Salah satu kabar yang bikin riuh pasar adalah pengumuman Tesla di Februari lalu yang berniat menempatkan US$1,5 miliar di Bitcoin. Setelah pengumuman tersebut, harga Bitcoin langsung melejit mendekati US$47.000, yang kala itu merupakan titik tertinggi Bitcoin sepanjang masa.

Namun, selain Tesla, terdapat pula beberapa perusahaan lain yang sudah terang-terangan berinvestasi di Bitcoin. Beberapa diantaranya bisa dilihat di tabel berikut:

Meski demikian, aset kripto bukan hanya Bitcoin semata. Kini, salah satu aset kripto yang tengah mengejar Bitcoin dari sisi kapitalisasi pasar adalah Ethereum.

Beberapa analisis mengatakan bahwa Ethereum akan lebih unggul dibanding Bitcoin lantaran aset kripto ini benar-benar bisa digunakan sebagai alat transaksi. Namun, apakah perusahaan nantinya juga akan berinvestasi secara besar-besaran di Ethereum? Seperti apa yang mereka lakukan terhadap Bitcoin?

Baca juga: Ini Penjelasan Dasar-dasar Protokol Ethereum 2.0

Apakah Perusahaan Besar Nantinya Akan Investasi Ethereum?

Perusahaan bonafit, seperti Tesla dan Microstrategy, mungkin telah menggenggam Bitcoin karena beberapa alasan di bawah ini.

  1. Risiko imbal hasil yang asimetris
  2. Sebagai bagian dari diversifikasi aset yang mendatangkan imbal hasil mumpuni
  3. Persiapan untuk menerima Bitcoin sebagai alat transaksi
  4. Sebagai instrumen penyimpan kekayaan yang lebih baik dibanding dolar AS

Nampaknya, poin terakhir inilah yang menjadi alasan utama para perusahaan tersebut menggenggam Bitcoin.

Hanya saja, terdapat kritik yang mengatakan bahwa posisi Bitcoin sebagai lindung nilai terlalu berisiko. Ini lantaran harga Bitcoin memiliki tingkat fluktuasi yang sangat kencang.

Di sisi lain, pendukung Bitcoin akan menganggap bahwa fluktuasi tersebut hanya akan terjadi dalam jangka pendek. Pasalnya, di dalam jangka panjang, suplai uang fiat diprediksi akan lebih cepat dibanding permintaannya. Artinya, nilai mata uang fiat akan menurun, sehingga investor institusi akan melirik Bitcoin, sebuah aset yang suplainya tetap dan akan langka di kemudian hari.

Namun, apakah argumen tersebut juga berlaku terhadap investasi Ethereum? Sepertinya tidak. Sebab, berbeda dengan pasokan Bitcoin yang hanya 21 juta keping di dunia, ternyata suplai Ethereum tidak ada batasnya. Sehingga, investor institusi pun akan pikir-pikir panjang sebelum menempatkan dananya di Ethereum.

Perlu diingat bahwa Ethereum hadir untuk memberikan akses alternatif jasa keuangan kepada masyarakat. Misalnya, lewat teknologi decentralized finance (DeFi) yang memanfaatkan sistem smart contract milik Ethereum, di mana masyarakat bisa melakukan jasa keuangan seperti pinjam meminjam hingga asuransi. Akibatnya, posisi Ethereum lebih “liquid” dibandingkan Bitcoin.

Dengan kata lain, Ethereum memang sejak awal tidak didesain sebagai alat pelindung kekayaan, namun sebagai produk teknologi yang mendukung jasa transaksi global. Maka dari itu, tak heran jika investor kawakan AS Mark Cuban baru-baru ini menyebut bahwa Ethereum adalah satu-satunya aset kripto yang fungsinya mendekati mata uang sebenarnya.

Baca juga: Apa Saja Faktor Penentu Harga Ethereum? Simak Di Sini!

Ethereum Bukan Menjadi Investasi, Tapi Modal Kerja

Namun, apakah hal tersebut jadi pertanda bahwa investor institusi tidak akan melirik Ethereum sebagai instrumen investasi? Belum tentu juga. Ada kemungkinan bahwa perusahaan kelas kakap akan menjadikan Ethereum sebagai modal kerja, bukan aset penyimpan kekayaan.

Karena bisa digunakan sebagai medium transaksi, bisa jadi nantinya Ethereum digunakan berbagai perusahaan untuk melakukan proses-proses transaksi internal. Nampaknya, hal tersebut pun telah terlaksana.

Di awal tahun ini, perusahaan piranti lunak dan media sosial asal Hong Kong Meitu mengumumkan telah membeli Ethereum senilai US$22 juta. Aksi ini dilakukan perusahaan karena ingin menggunakan sistem blockchain dan decentralized applications (dAPP) dalam melaksanakan bisnis luar negerinya. Adapun seluruh sistem tersebut dimotori oleh keping-keping Ethereum.

Memang, Meitu hanyalah satu dari sedikit perusahaan yang berani mengadopsi Ethereum. Namun, nantinya bisa jadi semakin banyak perusahaan yang akan membeli Ethereum. Bukan atas dasar investasi, namun sebagai medium transaksi.

Perusahaan yang Tidak Investasi, Namun Memanfaatkan Ethereum

Kendati demikian, beberapa perusahaan dunia pun sudah menunjukkan dukungannya terhadap Ethereum. Hingga Juli 2020, setidaknya ada tiga perusahaan yang disorot pecinta aset kripto karena ketertarikan mereka dalam memanfaatkan teknologi Ethereum.

1. Ubisoft

Perusahaan pengembang video game asal Perancis, Ubisoft, pada tahun lalu mengaku menimbun Ethereum demi mengembangkan permainan yang disebut sebagai Raving Rabbids. Di dalam permainan tersebut, pemain bisa memasukkan uang ke dompet Ethereum untuk membeli token bernama Rabbid (sebuah token yang dibangun di atas standar token Ethereum ERC-721) dari pemain lain.

Hal ini menjadi langkah awal perusahaan untuk memanfaatkan jaringan blockchain ke dalam game.

2. ING

Bank asal belanda, ING, juga memanfaatkan Ethereum sebagai motor utama tiga proyeknya. Yang pertama adalah Komgo, sebuah proyek yang ditujukan untuk mempersingkat tukar menukar dokumen komersial milik ING. Kemudian, Fnality, yakni sistem penyelesaian pembayaran (settlement) menggunakan Ethereum. Dan yang terakhir adalah Bamboo, sebuah produk Letter of Credit berbasis Ethereum.

3. Ameritrade

Perusahaan broker asal AS, Ameritrade, juga tak ketinggalan memanfaatkan Ethereum. Mereka mengatakan telah memanfaatkan smart contracts di atas jaringan Ethereum untuk memfasilitasi transaksi jual belinya.

Baca juga: Tips Trading Ethereum

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Coindesk, Decrypt

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Artikel Terkait

no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1