Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Mengulik Aspek Keuangan dan Prospek AMC Entertainment di Era Streaming
shareIcon

Mengulik Aspek Keuangan dan Prospek AMC Entertainment di Era Streaming

1 Sep 2023, 7:50 AM·Waktu baca: 12 menit
shareIcon
Kategori
Mengulik Aspek Keuangan dan Prospek AMC Entertainment di Era Streaming

AMC Entertainment dikenal sebagai 'bintang' bioskop dan 'meme stock' terkenal. Lantas, bagaimana keuangan dan prospek sahamnya ke depan? 

Profil AMC Entertainment

AMC Entertainment Holdings, Inc. (AMC) adalah perusahaan bioskop terbesar di dunia. Perusahaan ini memiliki dan mengoperasikan bioskop yang berlokasi di Amerika Serikat dan Eropa. Di Amerika Serikat, AMC beroperasi di sekitar 43 negara bagian dan District of Columbia, dengan total 593 bioskop dengan 7.755 layar. Di Eropa, melalui anak perusahaannya, Odeon Cinemas Group, AMC beroperasi di 14 negara dan menjadi bioskop nomor 1 di Inggris, Italia, dan Spanyol dengan total 353 bioskop dan 2.807 layar.

Selain menayangkan film, AMC juga menawarkan berbagai pilihan makanan dan minuman, termasuk makanan sehat, minuman keras, bir, anggur, dan produk gourmet lainnya, serta menawarkan program loyalitas dan langganan, situs web, dan aplikasi seluler.

Industry Overview

Menurut laporan Globe Newswire, industri bioskop global sendiri diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang stabil dalam beberapa tahun mendatang. Disebutkan bahwa ukuran pasar bioskop global pada tahun 2022 mencapai US$ 67,9 miliar dan diperkirakan akan meningkat menjadi US$ 92,4 miliar di tahun 2030, dengan CAGR sebesar 4,50%. 

Pendorong utama pertumbuhan ini meliputi keinginan masyarakat untuk menonton film berkualitas tinggi, kemajuan dalam teknologi visual effects (VFX), serta peningkatan jumlah bioskop 3D dan digitalisasi film. Di tengah lanskap industri ini, pemain utama di industri bioskop juga harus bersaing ketat dengan perkembangan layanan streaming yang bernilai US$ 455,45 miliar pada 2022, dan diperkirakan akan tumbuh menjadi US$ 1,902,68 miliar pada 2030.

AMC merupakan perusahaan terbesar di industri ini. Kapitalisasi pasar yang tinggi dapat mencerminkan berbagai faktor, termasuk kepercayaan investor, ekspektasi pertumbuhan masa depan, atau bahkan spekulasi pasar. Meskipun kapitalisasi pasar memberikan gambaran tentang nilai relatif sebuah perusahaan di mata pasar, penting bagi investor untuk mempertimbangkan indikator lain seperti kinerja keuangan, posisi di industri, dan potensi risiko. Evaluasi mendalam mengenai AMC dan posisinya di pasar akan dibahas lebih lanjut dalam tesis investasi.

Outlook Pemain Industri Bioskop 2023
Outlook Pemain Industri Bioskop US

Investment Thesis

Volatilitas Pergerakan Saham AMC dan Fenomena Meme Stock

Dalam beberapa tahun terakhir, AMC Entertainment telah menjadi sorotan sebagai salah satu "meme stock" paling populer, yang berarti sahamnya seringkali diperdagangkan berdasarkan sentimen dan spekulasi daripada fundamental bisnis aktual. Fenomena ini dipicu oleh komunitas investor ritel di platform seperti Reddit, khususnya subreddit r/WallStreetBets, yang mempromosikan saham tertentu dan menggerakkan harga saham ke tingkat yang tidak terduga.

Harga Saham Rata-rata (2018-2022)

Harga Saham Rata-Rata (2018-2022)

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa AMC memiliki pergerakan harga saham yang ekstrem, dengan harga saham yang meningkat pesat meskipun perusahaan menghadapi tantangan keuangan yang signifikan. Sebagai contoh, meskipun AMC mencatat kerugian bersih sebesar US$1,874 miliar pada tahun 2020 dan US$1,181 miliar pada tahun 2021 dimana kerugiannya hanya berkurang sebesar 37%, tetapi  harga sahamnya mengalami kenaikan yang ekstrem sebesar 1183% selama periode tersebut. Hal ini menunjukkan peningkatan yang tidak proporsional antara laba/rugi bersih dan harga saham AMC.

Volatilitas harga saham AMC telah menciptakan lingkungan yang sangat tidak pasti bagi investor tradisional. Pergerakan harga saham AMC seringkali tidak mencerminkan kinerja bisnis aktual perusahaan. Misalnya, meskipun AMC menghadapi tantangan keuangan yang signifikan dan kerugian yang berkelanjutan, harga sahamnya bisa melonjak berdasarkan diskusi di media sosial atau berita tertentu yang tidak terkait langsung dengan operasi bisnisnya.

Rights Offering Value vs Harga Saham $AMC (2019-2022)

Rights Offering Value vs Harga Saham $AMC (2019-2022)

Namun, di sisi lain, volatilitas ini sebenarnya telah memberikan manfaat bagi AMC. Dengan harga saham yang meningkat tajam, AMC telah mampu mengumpulkan modal dengan menerbitkan saham baru pada harga yang lebih tinggi, seperti pada Q2 2021 dimana AMC melakukan rights offering dengan total nilai sebesar US$251.72 miliar saat harga saham AMC sedang pada periode puncaknya. 

Langkah ini memberikan perusahaan dana segar yang diperlukan untuk bertahan di tengah tantangan keuangan. Ini memungkinkan AMC untuk memanfaatkan fenomena “meme stock” untuk keuntungannya sendiri, memperkuat posisi keuangannya di saat yang kritis.

Rights offering atau right issue adalah aksi korporasi dengan menerbitkan saham baru yang dijual ke pemegang saham saat ini. Meskipun aksi ini memberikan dana segar bagi perusahaan, terdapat konsekuensi dilusi dari sisi valuasi untuk pemegang saham eksisting. Dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar tanpa adanya peningkatan proporsional dalam aset atau pendapatan perusahaan, laba per saham (EPS) akan menurun. Penurunan EPS ini dapat mempengaruhi persepsi investor tentang nilai intrinsik perusahaan, yang pada akhirnya dapat menekan harga saham. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menurunkan valuasi nilai saham bagi pemegang saham eksisting.

Kondisi Hutang yang Masih Memberatkan

Posisi keuangan AMC membutuhkan keajaiban untuk bangkit dari keterpurukan semenjak pandemi. Sebelum pandemi, AMC sebenarnya telah mengumpulkan hutang dalam jumlah besar untuk mengakuisisi berbagai jaringan bioskop kecil dan merenovasi jaringan bioskop yang telah perusahaan miliki. Namun, pandemi memperparah posisi keuangan perusahaan sehingga perusahaan terpaksa mengumpulkan hutang lagi. Akibatnya, pada Q4 2020, hutang AMC meroket hingga US$5,69 miliar dari sebelumnya US$4,73 miliar pada Q4 2019. 

Hutang AMC (Q4 2018-Q4 2020)
Hutang AMC (Q4 2018- Q4 2020)

Berbagai aksi korporasi telah dilakukan oleh manajemen untuk menyesuaikan beban hutang perusahaan seperti rights issue. Namun, hingga saat ini, beban hutang AMC masih sangat besar, yakni di US$4,94 miliar per Q1 2023, atau 87,8% lebih besar dibandingkan kapitalisasi pasar AMC per 27 Juli 2023. 

Bahkan, bunga yang perlu dibayarkan oleh AMC juga sangat tinggi, mencapai US$378,7 juta pada 2022 atau hampir setengah dari EBITDA AMC di tahun yang sama. Dengan tingkat suku bunga AS yang tinggi (5,25%-5,5%), perusahaan akan semakin susah dalam membayar hutang beserta beban hutang kedepannya.

AMC vs Kompetitor: Perbandingan DER dan ICR (2022)
AMC vs Kompetitor: Perbandingan DER dan ICR (2022) 

Bila kita membandingkan rasio hutang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) AMC dengan kompetitornya, kita dapat melihat beberapa perbedaan yang mencolok. Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebuah rasio keuangan yang mengukur jumlah hutang yang digunakan perusahaan untuk mendanai asetnya relatif terhadap nilai ekuitas dari pemegang saham.

Pada Kuartal I 2023, Debt to Equity Ratio (DER) AMC berada di -1.907, yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak ekuitas daripada hutang. Angka negatif ini juga menunjukkan bahwa bisnis dari AMC sendiri dioperasikan dari hutang dimana ekuitas AMC negatif. Dalam beberapa tahun terakhir, AMC menghadapi tantangan besar, termasuk dampak dari pandemi COVID-19 yang menyebabkan penutupan bioskop dan penurunan drastis dalam pendapatan tiket. Selain itu, beban hutang yang tinggi, biaya operasional yang tetap, dan pendapatan yang menurun, telah mempengaruhi neraca keuangan AMC. Ketika kerugian bersih terakumulasi, hal ini mengurangi ekuitas pemegang saham, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan ekuitas negatif. 

Di sisi lain, Cinemark (CNK) memiliki DER sebesar 21.44, dimana Marcus Corporation (MCS) memiliki DER yang lebih sehat sebesar 0.41.

Dalam hal Interest Coverage Ratio (ICR), AMC memiliki ICR -1.380, yang menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu membayar bunga hutangnya dari pendapatan operasionalnya. Namun, AMC telah memanfaatkan kenaikan harga sahamnya sebagai "meme stock" untuk mengumpulkan dana melalui penerbitan saham baru. Dengan strategi ini, AMC mendapatkan dana segar yang digunakan untuk memenuhi kewajibannya, termasuk membayar bunga hutang. Strategi ini tidak berkelanjutan dalam jangka panjang karena jika AMC terus mengandalkan penerbitan saham baru untuk membiayai operasinya, ini dapat mengakibatkan dilusi bagi pemegang saham eksisting. Sementara itu, Cinemark memiliki ICR -0.580, yang juga menunjukkan kesulitan dalam membayar bunga hutang, tetapi tidak seburuk AMC. Marcus Corporation, dengan ICR 0.540, adalah satu-satunya di antara ketiganya yang memiliki ICR positif.

Korelasi antara DER dan ICR menunjukkan hubungan yang erat antara struktur modal perusahaan dan kemampuannya untuk melayani hutangnya. Sebuah DER yang tinggi, seperti yang dimiliki oleh Cinemark, biasanya menunjukkan bahwa perusahaan memiliki beban hutang yang lebih besar relatif terhadap ekuitasnya.

Namun, ICR yang rendah menunjukkan kesulitan dalam melayani hutang tersebut. AMC, dengan DER negatif dan ICR negatif, menunjukkan bahwa meskipun memiliki ekuitas yang lebih besar relatif terhadap hutang, perusahaan tetap kesulitan dalam melayani bunga hutangnya. Ini menunjukkan bahwa masalah keuangan AMC lebih dari sekadar struktur modal, tetapi juga terkait dengan operasi dan pendapatan bisnisnya.

Dari analisis ini, jelas bahwa AMC, meskipun memiliki tantangan keuangan yang signifikan, bukan satu-satunya perusahaan di industri ini yang berjuang dengan beban hutang. Namun, dengan DER dan ICR yang negatif, AMC memerlukan strategi yang lebih kuat untuk mengatasi beban hutangnya dibandingkan dengan kompetitornya.

Dilusi yang Akan Berlanjut

Salah satu aksi korporasi yang terbukti berhasil dalam mengurangi beban hutang AMC adalah pencetakan saham baru. Pada akhir 2019, AMC memiliki jumlah saham yang beredar sebanyak 104 juta lembar saham. Namun, per Q1 2023, jumlah tersebut melonjak menjadi 1,374 miliar lembar saham, meningkat lebih dari 10x lipat. Strategi ini, meskipun memberikan AMC dana segar untuk mengurangi beban hutang, juga menghasilkan dilusi signifikan bagi pemegang saham lama.

AMC / AMC Entertainment Holdings Inc - Class A
AMC / AMC Entertainment Holdings Inc - Class A

Namun, strategi ini menghadapi hambatan baru. Pada 21 Juli 2023, sebuah putusan pengadilan melarang AMC dari menyelesaikan kesepakatan konversi unit ekuitas preferennya (APE) menjadi saham biasa. Keputusan ini menyebabkan saham biasa AMC melonjak sekitar 63% dalam perdagangan sesudah jam kerja, sementara unit preferen turun 14,4%. Keputusan ini menunjukkan bahwa AMC mungkin akan menghadapi kesulitan lebih lanjut dalam upayanya untuk mengurangi hutang melalui penerbitan saham baru.

Dengan biaya bunga tahunan mendekati US$400 juta dan tekanan keuangan yang meningkat sebelum pandemi, AMC berada dalam posisi yang sulit. Meskipun dilusi saham memberikan solusi jangka pendek, perusahaan perlu menemukan strategi jangka panjang untuk memulihkan kepercayaan investor dan memastikan keberlanjutan bisnisnya di tengah tantangan yang semakin meningkat.

Persaingan dengan Platform Streaming 

Sementara AMC berjuang dengan masalah keuangan, industri streaming video global terus berkembang pesat. Menurut Fortune Business Insights, pasar streaming video, yang bernilai US$ 455,45 miliar pada 2022, diperkirakan akan tumbuh menjadi US$ 1,902,68 miliar pada 2030 dengan CAGR sebesar 19,3%. Kenaikan signifikan dalam jumlah pelanggan platform streaming OTT (Over-the-Top) seperti Disney+ dan Netflix menunjukkan pergeseran konsumen dari bioskop tradisional ke layanan streaming.

Kemudahan akses, fleksibilitas menonton kapan saja, dan biaya langganan yang relatif lebih murah membuat streaming menjadi pilihan favorit banyak orang. Sementara itu, pertumbuhan bioskop hanya diperkirakan sebesar 4,5% menuju 2030, menunjukkan kurangnya pertumbuhan dibandingkan dengan streaming. Bioskop biasanya mengalami lonjakan pengunjung hanya saat ada film blockbuster atau trending, seperti Barbie dan Oppenheimer akhir-akhir ini, namun di luar itu, kunjungan cenderung stagnan.

Dalam konteks ini, persaingan dengan platform streaming menjadi tantangan tambahan bagi AMC. Dengan pertumbuhan CAGR sebesar 19,3% di pasar streaming dan konsumen yang semakin beralih ke layanan on-demand, AMC harus berinovasi dan menyesuaikan diri untuk tetap relevan di tengah perubahan lanskap industri hiburan.

Analisis Keuangan

Pendapatan

Pertumbuhan Pendapatan $AMC
Pertumbuhan Pendapatan $AMC

Pendapatan AMC telah mengalami fluktuasi yang signifikan selama beberapa tahun terakhir. Setelah mencapai puncak pada 2019 dengan US$5,471 miliar, pendapatan mengalami penurunan drastis pada 2020 menjadi US$1,242 miliar. Penurunan ini dapat dikaitkan dengan dampak pandemi COVID-19 yang menyebabkan penutupan bioskop dan penurunan drastis dalam penjualan tiket. Namun, AMC menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada 2021 dan 2022 dengan pertumbuhan pendapatan yang signifikan, meskipun belum kembali ke level pra-pandemi.

AMC vs Kompetitor: Perbandingan Revenue per Segmen (2022)
AMC vs Kompetitor: Perbandingan Revenue per Segmen (2022)

Jika dilihat perbandingan revenue per segmen antara AMC dan kompetitornya, salah satu area di mana AMC memiliki keunggulan kompetitif adalah dalam pendapatan absolut dari Food & Beverage (F&B). Pada 2022, AMC menghasilkan pendapatan sebesar US$1,313.7 juta dari F&B, sementara kompetitor terdekatnya, Cinemark (CNK), hanya menghasilkan US$938.3 juta dari F&B. Ini menunjukkan bahwa AMC memiliki potensi untuk memaksimalkan pendapatan dari F&B.

Namun, jika dilihat dari perspektif persentase, pendapatan AMC dari F&B hanya mencapai 33.6% dari total pendapatannya, sedangkan CNK mencapai 38.2% dan MCS mencapai 44.2%. Ini menunjukkan bahwa, meskipun AMC memiliki pendapatan F&B yang lebih tinggi secara absolut, kompetitornya lebih efisien dalam mengoptimalkan pendapatan dari segmen F&B. Mengingat margin yang lebih tinggi di segmen F&B dibandingkan ticketing, ini menunjukkan bahwa kompetitor AMC memiliki ruang untuk meningkatkan pendapatan dari segmen ini.

Tepat pada 11 Maret, popcorn siap makan AMC, "Perfectly Popcorn", memulai kerjasama eksklusif selama enam bulan di sekitar 550 lokasi Walmart (WMT). Langkah ini menunjukkan upaya AMC untuk memanfaatkan merek dan produknya di luar lingkungan bioskop. Dengan peluncuran merek popcorn di Walmart, AMC memiliki kesempatan untuk memperluas cakupan pasar F&B-nya dan meningkatkan pendapatan dari sumber ini.

Namun, kendati demikian, masih banyak faktor yang menyulitkan AMC. Persaingan dengan layanan streaming, perubahan perilaku konsumen, dan tantangan lain yang dihadapi industri bioskop membuat AMC harus berinovasi dan beradaptasi dengan cepat. Selain itu, meskipun diversifikasi ke F&B menawarkan peluang, AMC masih perlu memastikan bahwa produknya dapat bersaing di pasar yang sudah jenuh dan memiliki banyak pesaing.

Laba Bersih

Laba Bersih/Rugi Bersih $AMC (2018-2022)
Laba Bersih/Rugi Bersih $AMC (2018-2022)

AMC Entertainment mengalami tantangan keuangan besar dalam beberapa tahun terakhir, dengan laba bersih yang menunjukkan penurunan konsisten. Pada 2018, AMC mencatat laba positif, namun mulai 2019, kerugian meningkat, mencapai puncaknya pada 2020 dengan kerugian bersih sebesar US$1,874 miliar.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kondisi keuangan AMC termasuk dampak pandemi COVID-19 yang menyebabkan penutupan bioskop, persaingan dari layanan streaming, dan perubahan preferensi konsumen. Meskipun AMC telah berupaya diversifikasi, terutama melalui pendapatan F&B, perusahaan tetap menghadapi kesulitan untuk mencapai profitabilitas. Ini menandakan kebutuhan AMC untuk strategi baru guna mengatasi tren negatif ini.

Proyeksi dan Valuasi Perusahaan

Proyeksi AMC

Proyeksi Pertumbuhan Pendapatan
Proyeksi Pertumbuhan Pendapatan

Proyeksi pertumbuhan pendapatan AMC menunjukkan pemulihan yang konsisten pasca-pandemi. Dari tahun 2020 dengan pendapatan sebesar US$1.242 miliar, AMC diperkirakan akan mencatatkan pendapatan sebesar US$4.506 miliar pada 2023 dan US$4.745 miliar pada 2024 dengan peningkatan sekitar 5% yang cukup sejalan dengan CAGR industri bioskop menuju 2030, yaitu 4.5%. Peningkatan ini mungkin didorong oleh kembalinya konsumen ke bioskop dan inisiatif strategis AMC, seperti memperkuat divisi F&B karena dipercaya memiliki margin yang lebih tinggi.

Proyeksi Pertumbuhan Laba Bersih
Proyeksi Pertumbuhan Laba Bersih

Namun, sisi laba bersih menunjukkan gambaran yang berbeda. Meskipun kerugian diperkirakan akan berkurang, AMC masih menghadapi tantangan keuangan. Pada 2020, kerugian mencapai US$1.874 miliar, dan meskipun diperkirakan akan mengecil menjadi -US$0.501 miliar pada 2023 dan -US$0.343 miliar pada 2024, ini menunjukkan bahwa perusahaan masih berjuang untuk mencapai titik impas. Meskipun pendapatan meningkat, beban operasional dan hutang mungkin masih memberikan tekanan signifikan pada profitabilitas perusahaan.

Valuasi

Berdasarkan data terbaru per tanggal 30 Agustus 2023, AMC memiliki rasio Price-to-Sales (P/S) sebesar 0.4x. Jika kita membandingkan dengan perusahaan sejenis di industri yang sama, Cinemark memiliki rasio P/S sebesar 0.7x dan MCS juga memiliki rasio P/S sebesar 0.7x. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa AMC dinilai undervalued jika dibandingkan dengan peers-nya.

Namun, meskipun AMC memiliki valuasi yang lebih rendah dibandingkan dengan peers-nya, perlu diperhatikan bahwa pasar mungkin telah mempertimbangkan beberapa risiko atau ketidakpastian lain yang mungkin mempengaruhi prospek pertumbuhan dan kinerja AMC di masa depan. Terlebih, AMC saat ini masih merugi walaupun menunjukkan perbaikan kinerja dalam 3 tahun terakhir. Menurut Pluang, berinvestasi pada saham AMC tidaklah cocok bagi Sobat Cuan yang memiliki gaya fundamental. Namun, saham ini layak untuk dipertimbangkan di masa depan apabila mampu melakukan transformasi bisnis dan menunjukkan potensi besar untuk berbalik arah mencatatkan profit pada bottom line

Risiko

Selain analisis dan rekomendasi yang telah diberikan analis terhadap AMC, terdapat risiko yang perlu diperhatikan investor dalam melakukan investasi pada saham ini. Dalam konteks ini, risiko yang disebutkan adalah potensi upside atau faktor-faktor yang dapat menyebabkan saham AMC terapresiasi:

  1. Pemulihan Industri Bioskop Pasca-Pandemi: Meskipun banyak konsumen saat ini memilih untuk menonton film di rumah, ada kemungkinan bahwa setelah pandemi berakhir, akan ada lonjakan besar dalam kunjungan ke bioskop. Data CNBC pada Q1 2023 menunjukkan bahwa penjualan tiket bioskop mencapai US$958.5 juta, meningkat hampir 50% dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama dan hanya lebih rendah 25% dari 2019.
  2. Ekspansi Layanan: AMC telah menunjukkan inisiatif kuat dalam mengembangkan bisnis F&B mereka sebagai bagian dari strategi diversifikasi. Dengan inisiatif ini, AMC berharap untuk meningkatkan pendapatan rata-rata per pengunjung dan menarik lebih banyak konsumen ke bioskop mereka. Data dari laporan keuangan AMC menunjukkan bahwa pendapatan F&B AMC pada Q1 2023 telah meningkat sebesar 30% dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama.
  3. Kemitraan dengan Layanan Streaming: Terdapat potensi bahwa AMC dapat membentuk kemitraan strategis dengan platform streaming, karena sebagian besar film yang ditayangkan di AMC pada tahun 2021-2023 berasal dari kemitraan dengan platform streaming, seperti Netflix dan Disney+.
  4. Kembalinya r/WallStreetBets: Aktivitas komunitas r/WallStreetBets (WSB) di Reddit telah terbukti mempengaruhi pergerakan harga saham AMC di masa lalu. Meskipun sulit untuk memprediksi, ada kemungkinan bahwa komunitas ini dapat kembali memobilisasi dukungan untuk AMC, memicu lonjakan harga saham yang signifikan. WSB telah memainkan peran penting dalam memicu kenaikan harga saham AMC, dan jika sejarah berulang, AMC dapat melihat kenaikan harga yang serupa di masa depan.

Transaksi Saham AMC di Sini!

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Ditulis oleh
channel logo

Fila Faza

Right baner

Penulis di pluang menulis blog untuk masalah umum.

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
initiation
Mengulas Aspek Keuangan dan Prospek SoFi
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1