Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

80% Investasi Bitcoin Dipegang Investor Jangka Panjang. Suplai Menipis?
shareIcon

80% Investasi Bitcoin Dipegang Investor Jangka Panjang. Suplai Menipis?

11 Feb 2021, 3:30 AM·Waktu baca: 2 menit
shareIcon
Kategori
80% Investasi Bitcoin Dipegang Investor Jangka Panjang. Suplai Menipis?

Investasi Bitcoin tengah bergeliat setelah harganya pada pekan ini menyentuh rekor tertinggi dan menembus US$48 ribu per keping untuk pertama kalinya.

Meski sebagian besar kondisi tersebut didorong oleh sentimen diborongnya Bitcoin senilai US$1,5 miliar oleh Tesla, namun lembaga kustodian aset kripto Copper.co menemukan bahwa suplai Bitcoin beredar yang kian minim mungkin juga menyumbang kenaikan tersebut.

Copper mengestimasi bahwa saat ini terdapat total 21 juta keping Bitcoin di seluruh dunia. Dari angka tersebut, 56% diantaranya dimiliki oleh investor jangka panjang, 18% Bitcoin hilang, 15% dimiliki oleh trader, dan sisanya masih belum “ditambang”.

Dengan demikian, maka persentase Bitcoin yang tersedia di pasar diketahui sebesar 71%, yakni gabungan antara Bitcoin yang dimiliki oleh investor dan trader, dengan total Bitcoin 14,91 juta keping beredar.

Namun, jika kita fokus ke angka Bitcoin yang beredar saja, maka diketahui bahwa 79% dari aset kripto tersebut digenggam oleh investor. Menurut Copper, investor tersebut bukanlah sembarang penanam modal, namun investor yang sudah menyimpan Bitcoin dalam jangka waktu lama.

Tak hanya itu, Copper juga menemukan bahwa jumlah investor yang menggenggam lebih dari 1.000 keping Bitcoin naik 173% di tiga bulan terakhir 2020.

Alhasil, fenomena itu mungkin telah menipiskan suplai Bitcoin untuk diperdagangkan dan menyebabkan harga Bitcoin dengan mulus lepas landas ke titik terbarunya.

Bahkan, Copper mengatakan bahwa reli Bitcoin akibat peristiwa ini sudah terjadi sebelum Tesla mengumumkan aksi korporasi bernilai gila-gilaan itu.

Baca juga: Setelah Sentuh All-Time High, Ke Mana Arah Bitcoin Berikutnya?

Harga Bitcoin Naik Seiring Suplai yang Tidak Sesuai dengan Permintaan Investasi

Minimnya suplai dan meningkatnya permintaan telah meningkatkan kapitalisasi pasar investasi Bitcoin ke angka US$800 miliar, di mana sebagian permintaan berasal dari Amerika Utara.

“Kenaikan harga ini merupakan dampak dari permintaan yang tinggi dan minimnya suplai yang terjadi sejak tahun lalu. Di mana, investor nampaknya mulai gemar menyimpan Bitcoin di tempat penyimpanannya masing-masing,” ujar laporan tersebut.

Copper melanjutkan, nantinya pergerakan harga Bitcoin tergantung dengan suplai baru sebanyak 3,2 juta keping, yang saat ini tengah digenggam atau diperjualbelikan oleh trader.

Baca juga: Setelah Ethereum, Kini Harga Bitcoin “Latah” Ikutan Tren Bullish

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Market Watch

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Penulis di pluang menulis blog untuk masalah umum.

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
lainnya
WFH Bawa Berkah, Morgan Stanley Ramal Saham Apple Naik 15% di 2021
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1