Layaknya pesawat yang sedang terbang, kinerja keuangan punggawa industri penerbangan dunia, Boeing, sempat mengalami turbulensi beberapa tahun terakhir. Apakah Boeing sukses mengelak dari turbulensi di tahun lalu? Simak selengkapnya di Pluang Insight berikut!
Boeing adalah perusahaan manufaktur kerdirgantaraan dan pertahanan utama berkelas global. Perusahaan yang bermarkas di Chicago, Amerika Serikat ini bergerak di empat segmen usaha: pesawat komersial, pertahanan, ruang dan keamanan, dan layanan global.
Menurut kontribusi pendapatannya, segmen divisi pesawat komersial menyumbang 60% terhadap total pendapatan perseroan. Sementara itu, pendapatan segmen pertahanan Boeing, di mana produknya bersaing sengit dengan Lockheed, Northtrop dan segelintir perusahaan kerdigantaraan yang punya spesialisasi di bidang pertahanan lainnya, menyumbang 25% terhadap pendapatan perusahaan secara keseluruhan.
Tak ketinggalan, pendapatan segmen layanan global berkontribusi 15% terhadap total penerimaan perusahaan. Sekadar informasi, segmen ini merupakan lini bisnis Boeing yang berfokus melayani purnajual pesawat komersial dan militer di seluruh dunia.
Boeing melaporkan pendapatan US$14,8 miliar pada kuartal IV 2021 alias melorot dibanding US$15,2 miliar di kuartal sebelumnya.
Secara kuartalan, memang pertumbuhan pendapatan Boeing agak tertekan. Namun, jika Sobat Cuan membandingkan kinerja Boeing sepanjang 2021 dengan tahun sebelumnya, maka kamu dapat melihat bahwa performa perusahaan ikonik AS ini ternyata cukup gesit!
Boeing mencatat delivery produk pesawat sebanyak 99 unit di kuartal lalu, atau naik drastis dibanding 59 pesawat pada kuartal IV 2020. Sehingga, total pengiriman pesawat Boeing sepanjang 2021 tercatat sebesar 340 unit, naik dua kali lipat dibanding 157 pesawat di 2020.
Pertumbuhan penjualan yang apik tersebut disokong oleh kenaikan volume penjualan di segmen pesawat komersial. Maklum, tingkat penyebaran COVID-19 yang melandai pada tahun lalu membuat permintaan atas traveling kembali merangkak naik.
Adapun bintang utama dari penjualan pesawat komersial Boeing adalah pesawat tipe 737-8 MAX. Ya, pesawat tipe 737-8 MAX kembali laris sepanjang tahun lalu setelah Boeing memperbaiki aspek keamanannya mengingat rentetan kecelakaan udara yang menyangkut tipe pesawat tersebut. Sebut saja peristiwa kecelakaan di Indonesia pada 2018 dan di Ethiopia setahun kemudian.
Baca juga: Pluang Insight: Mengulas Kinerja Keuangan Microsoft
Kendati mencetak volume penjualan mumpuni, Boeing sayangnya masih didera rugi bersih US$4,1 miliar sepanjang 2021. Namun, Boeing tetap boleh berbangga diri. Sebab, rugi bersih tersebut ternyata susut tajam dibandingkan rugi bersih 2020 sebesar US$8,4 miliar.
Pulihnya profitabilitas Boeing ditopang oleh pertumbuhan kencang delivery pesawat serta berkurangnya nilai beban umum dan riset perseroan. Hanya saja, nilai utang Boeing dan backlog yang terbilang jumbo bikin beban bunga utang perseroan membengkak. Akibatnya, Boeing harus pasrah kembali merugi meski volume penjualannya melesat.
Pendapatan dan pencapaian Boeing bisa dibilang masih sedikit di bawah ekspektasi analis. Tetapi, para analis enggan memelototi aspek tersebut saja ketika menganalisis kinerja perusahaan.
Para analis justru fokus ke kemampuan Boeing untuk menambah delivery pesawat dan mencetak arus kas positif di tahun lalu. Terlebih, Boeing kembali mencatat arus kas positif untuk pertama kalinya sejak 2019 silam.
Kendati demikian, mereka juga menyoroti laju pertumbuhan beban bunga yang ternyata tidak begitu imbang dengan pertumbuhan pendapatan perusahaan.
Baca juga: 3 Cara Valuasi Saham
Para investor kini memandang harga saham Boeing melalui pendekatan rasio Price-to-Sales (P/S) atau rasio nilai perusahaan terhadap penjualan (EV/revenue) lantaran perseroan masih menanggung rugi bersih. Sobat Cuan bisa melihat valuasi Boeing melalui grafik berikut!
Jika ditilik melalui pendekatan rasio P/S, maka harga saham Boeing masih relatif mahal karena diperdagangkan di nilai 1.9x di atas rata-rata industri yakni 1.8x.
Memang, harga saham Boeing terbilang murah jika dibandingkan tiga tahun lalu. Tetapi, harga saham ini menjadi terkesan mahal gara-gara perseroan mencetak rugi bersih sepanjang tahun lalu.
Secara profitabilitas, prospek pendapatan Boeing pada 2022 diramal cukup baik, utamanya jika dilihat dari kemampuan delivery pesawat.
Hanya saja, di saat yang sama, Pluang juga khawatir bahwa beban bunga Boeing yang terlampau tinggi akan menekan profitabilitasnya ke depan. Apalagi, The Fed juga berniat untuk mengerek suku bunga acuannya sepanjang tahun ini.
Jika Boeing tidak bisa menggenjot produksi pesawat dan kontrak militernya, maka besar kemungkinan bahwa tumpukan beban bunga akan terus mengikis pendapatan Boeing.
Melihat kondisi ini, Pluang menilai bersikap netral untuk prospek laba bersih Boeing. Tetapi, valuasi sahamnya yang murah, disertai dengan kembalinya mobilitas masyarakat akibat surutnya penyebaran COVID-19, bisa mendorong kinerjanya ke depan.
Dapatkanm CFD Saham Boeing di Sini!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini