Teknik trading adalah teknik mengeksekusi aset agar dapat cuan mumpuni. Lantas, apa saja enam strategi dasar trading yang diketahui trader?
Trading adalah kegiatan yang penuh dengan risiko. Akibatnya, mereka yang ingin terjun ke dalam bidang ini harus punya persiapan mumpuni, salah satunya adalah mempersiapkan strategi trading.
Strategi trading sendiri merupakan metodologi sistematis yang digunakan trader ketika membeli atau menjual aset ketika trading.
Dalam hal ini, trader mengeksekusi aksi trading sesuai aturan dan kriteria yang telah ia susun sendiri. Misalnya, apa saja pemicu yang membuat trader membeli atau menjual aset? Atau kapan rentang waktu yang tepat dalam melakukan trading?
Hanya saja, untuk bisa mengeksekusi strategi trading sesuai keinginannya, trader pun harus membekali dirinya dengan ilmu dalam menentukan waktu tepat untuk masuk atau keluar dari pasar. Nah, inilah yang kemudian disebut teknik trading, yakni menentukan kapan saatnya membeli aset di harga menarik dan kapan saatnya menjual aset tersebut di harga yang lebih tinggi.
Kesimpulannya, teknik trading adalah cara-cara bagi trader dalam mengimplementasikan strategi trading yang telah ia susun sebelumnya.
Teknik trading pun memerlukan analisis, baik analisis teknikal maupun fundamental. Hanya saja, tak semua orang bisa memahami analisis-analisis tersebut dalam waktu kilat.
Untungnya, trader biasanya memiliki teknik-teknik trading yang umum digunakan. Lantas, apa saja teknik trading tersebut?
Baca Juga: Apa Saja 5 Risiko Trading Selain Fluktuasi Harga?
Tentu saja banyak strategi yang terbukti sukses dalam trading. Berikut ini beberapa strategi trading yang sudah populer.
Price Action adalah teknik trading dengan membaca pergerakan dan pola-pola harga di pasar dan menggunakannya untuk membuat keputusan trading.
Seluruh keputusan berbasis teknik ini didasarkan pada hal-hal subjektif dan cara pandang sang trader dalam melihat pergerakan harga. Di samping itu, teknik trading ini juga mengesampingkan sepenuhnya analisis lain di luar faktor pergerakan harga, termasuk aspek fundamental aset tersebut.
Teknik ini sangat digemari oleh mereka yang memilih trading dalam jangka waktu pendek. Mereka mengandalkan data historis pergerakan harga, pola analisis teknikal yang terbentuk, dan tren di masa lalu untuk menentukan keputusan trading.
Makanya, mereka sangat berkawan akrab dengan pola-pola candlestick ketika melakukan teknik trading satu ini. Sehingga, Sobat Cuan yang ingin menempuh teknik ini harus memahami ragam pola analisis teknikal, ya!
Sama seperti Price Action Trading, teknik Trend Trading juga bergantung kuat pada analisis teknikal. Bedanya, trader yang menganut teknik trading ini menggunakan analisis teknikal untuk melihat tren dan momentumnya di pasar.
Dengan kata lain, trader akan mengambil keputusan jika tren dan momentumnya terus menunjukkan penguatan. Sebagai contoh, ia mungkin akan masuk ke pasar yang tengah bullish jika momentum trennya juga sedang menggebu-gebu. Begitu pun sebaliknya.
Oleh karenanya, para Trend Trader menggunakan instrumen analisis teknikal momentum seperti Moving Average Convergence Divergence (MA) dan Relative Strength Index (RSI) untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai tren dan momentum harga. Namun tantangannya, trader mesti lihai dalam membaca sinyal dan buru-buru mengonfirmasinya sebelum melakukan eksekusi trading.
Teknik ini terbilang cocok bagi trader dengan gaya dan strategi Position Trading dan Swing Trading.
Jangka waktu trading dengan teknik ini bergantung pada analisis trader terhadap arah dan momentum harga pasar.
Jika trader berekspektasi harga akan terus reli, maka ia dapat menargetkan long position hingga margin mencapai level yang optimal. Sebaliknya, jika trader menganalisis trend akan turun, short position bisa jadi opsi terbaik.
Salah satu prinsip dasar analisis teknikal adalah bahwa harga aset bergerak di satu rentang tertentu, di mana batas-batas rentang tersebut selalu diwakili oleh level support dan resistance. Konsep ini pun kemudian diterjemahkan trader untuk menyusun satu teknik trading tertentu yang bernama Range Trading.
Range Trading adalah teknik trading yang memanfaatkan pergerakan harga aset antara titik support dan resistance-nya. Dalam hal ini, trader akan mengakumulasi aset ketika harganya menuju titik support dan akan menjualnya kembali ketika harga aset mendekati level resistance. Nah, selisih antara dua titik itulah yang kemudian akan dikantongi trader sebagai cuan.
Range Trading adalah strategi trading yang populer di pasar valuta asing maupun pasar finansial lain yang punya fluktuasi tinggi.
Namun, Sobat Cuan juga bisa menerapkan teknik ini saat pasar sedang konsolidasi, yakni ketika harga aset bergerak di antara support dan resistance-nya dengan stabil. Biasanya, konsolidasi ini terjadi ketika trader sedang dipenuhi kegalauan, yang juga merupakan sinyal terjadinya pola keberlanjutan (Continuation Pattern) tren harga aset.
Sama seperti Trend Trading, Breakout Trading didasarkan pada prinsip dasar analisis teknikal yang mengatakan bahwa tren harga aset yang terjadi saat ini suatu saat akan berakhir di satu titik tertentu di masa depan.
Dengan kata lain, tren bullish suatu saat akan breakdown menjadi tren bearish. Begitu pun sebaliknya. Tren harga yang sedang bearish kemungkinan akan breakout menjadi tren harga bullish.
Nah, di antara dua kemungkinan tersebut, trader pasti akan menunggu-nunggu saat breakout agar ia bisa mengambil cuan trading yang maksimal. Dalam hal ini, mereka akan melancarkan teknik trading bernama Breakout Trading.
Sesuai namanya, Breakout Trading adalah teknik di mana trader akan memasang posisi entry sedini mungkin dengan harapan suatu saat breakout harga aset akan terjadi.
Hanya saja, untuk melakukannya, trader juga perlu membekali dirinya dengan pengetahuan mengenai pola-pola analisis teknikal yang memberi sinyal pembalikan tren harga aset (reversal). Di samping itu, trader juga harus mengenali potensi breakout dari peningkatan volume perdagangan.
Trader kemudian akan menjual asetnya ketika pola-pola reversal sudah terkonfirmasi dengan sempurna.
Ketika harga aset sedang bergejolak, chart harga tiba-tiba menampilkan fenomena yang disebut dengan trading gap. Yakni, kondisi di mana saat candlestick terakhir di jam penutupan perdagangan tiba-tiba menciptakan "jarak" dengan candlestick pertama di hari perdagangan berikutnya.
Hal ini terjadi lantaran tidak ada transaksi yang dieksekusi pada masa-masa penutupan trading sementara harga aset tengah bergerak secara lincah. Hasilnya, gap yang terjadi bisa menghasilkan lonjakan harga (gap up) atau menghasilkan koreksi harga (gap down).
Jika yang terjadi adalah gap up, maka gap trader akan memasang posisi long. Sebaliknya, jika yang terjadi adalah gap down, maka trader akan memilih untuk short trading.
Teknik trading ini biasanya dilakukan oleh mereka yang menganut Day Trading. Namun, mereka juga harus rajin-rajin dalam mengecek kondisi pembukaan dan penutupan pasar.
Arbitrage Trading adalah sebuah teknik di mana trader akan membeli atau menjual aset yang sama namun di dua pasar yang berbeda.
Dalam hal ini, trader akan membeli suatu aset dengan harga termurah di antara dua pasar berbeda. Setelah itu, ia akan menjualnya kembali di antara satu dari dua pasar yang mampu menawarkan harga jual aset paling tinggi. Dengan kata lain, Arbitrage Trading adalah teknik trading yang memanfaatkan ketidakseimbangan harga aset di pasar.
Arbitrage Trading adalah transaksi memperoleh keuntungan tanpa risiko dengan bermodal kelihaian membaca peluang. Sayangnya peluang arbitrase cukup langka mengingat hal ini sering dilakukan oleh spekulan.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: ig.com
Bagikan artikel ini