AI adalah salah satu teknologi paling monumental dalam jagat manusia. Namun, apa itu AI? Dan apa saja jenis-jenisnya?
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) adalah ilmu pengetahuan dan teknik untuk membuat kecerdasan mesin, terutama kecerdasan bagi program komputer. Namun, seiring perkembangan zaman, teknologi AI pun semakin berkembang dan bisa meniru kecerdasan manusia melalui pemrosesan data, pengenalan suara (speech recognition), dan penglihatan.
Istilah AI secara populer pertama kali dicetuskan oleh seorang ilmuwan komputer bernama John McCarthy pada 1956 silam. Kala itu, ia berpendapat bahwa teknologi AI, sebagai kecerdasan mesin, seharusnya bisa digunakan untuk memahami kecerdasan manusia.
Hingga saat ini, riset mengenai teknologi AI berfokus pada empat elemen kecerdasan, yakni pembelajaran, penalaran, pemecahan masalah, dan persepsi. Selain itu, riset AI juga mendalami penggunaan bahasa pemrograman untuk menjembatani komunikasi antara mesin dan manusia.
Tak heran jika seiring perkembangan zaman, teknologi AI pun makin mahir dalam menjalankan proses berpikir, mengolah data, hingga mengeksekusi perintah yang diberikan padanya.
Baca Juga: Apa Saja 4 Saham AI Populer di Pasar Saham AS?
Meski ramai jadi perbincangan saat ini, perkembangan teknologi AI nyatanya telah dimulai lebih dari setengah abad lalu. Adapun Alan Turing, ilmuwan berdarah Inggris, menjadi pionir teknologi AI lewat publikasinya yang berjudul Computing Machinery and Intelligence di tahun 1950.
Kala itu, Turing mempertanyakan kemampuan mesin untuk berpikir. Berangkat dari pertanyaan tersebut, dia membuat sebuah uji coba bernama 'Turing Test" untuk mendemonstrasikan kecerdasan komputer yang bisa menyandingi kecerdasan manusia.
Enam tahun kemudian, John McCarthy resmi membuat istilah Artificial Intelligence pada konferensi AI pertama di Dartmouth College, AS. Di tahun itu pula, yakni 1956, piranti lunak berbasis AI pertama pun lahir.
Teknologi AI yang tadinya sebatas konsep semata lambat laun menunjukkan tajinya. Ahli teknologi pun mulai menciptakan perangkat berbasis AI, mulai dari komputer berbasis AI, aplikasi pintar berbasis AI, dan asistensi digital seperti Siri yang terdapat di ponsel pintar iPhone.
Namun, teknologi AI mulai menyita perhatian publik pada 2022 setelah munculnya aplikasi chatbot viral ChatGPT. Pasalnya, teknologi itu membuktikan bahwa teknologi benar-benar bisa diprogram untuk menyandingi kecerdasan manusia.
Bayangkan, hanya bermodal instruksi saja, teknologi itu mampu menulis, memberikan informasi, dan bahkan menulis pantun atau cerita pendek sesuai keinginan penggunanya.
Aplikasi besutan perusahaan AS OpenAI tersebut membuat kalangan masyarakat paling skeptis sekali pun sulit mengesampingkan fakta bahwa komputer dapat diprogram untuk mengalahkan kecerdasan manusia.
Baca Juga: Apa Saja 5 Fakta Unik Saham Perusahaan Apple?
Teknologi AI terbagi atas dua kategori, yakni Weak AI dan Strong AI. Apa bedanya?
Singkatnya, Weak AI adalah sistem kecerdasan buatan yang dirancang untuk melakukan pekerjaan yang sangat sederhana. Contoh Weak AI yakni asisten virtual seperti Alexa dan Siri, algoritma video game maupun pada platform marketplace.
Sebaliknya, strong AI adalah sistem kecerdasan buatan yang lebih kompleks untuk menghadapi situasi yang rumit dan perlu strategi pemecahan masalah oleh komputer. Salah satu contoh produk berbasis Strong AI adalah kendaraan otonom (self-driving car) dan beberapa teknologi kesehatan berbasis AI.
Baca Juga: Seperti Apa Aturan Robot Trading di Indonesia?
Secara umum, terdapat empat jenis AI yang berkembang saat ini, yaitu
AI jenis ini tidak memiliki memory maupun tugas spesifik. Kecerdasan artifisial yang bekerja di dalam mesinnya hanya menggunakan input dari pengguna sebagai acuan satu-satunya.
Tanpa memori, reaksi AI menjadi cepat dan tanggap. Sehingga, hasilnya pun dianggap bebas bias sebagaimana manusia yang kerap terlalu lama berpikir dalam mengambil keputusan.
AI jenis ini sering digunakan pada piranti yang memerlukan reaksi cepat seperti self-driving car maupun algoritma rekomendasi pada suatu platform.
Sebaliknya, AI jenis limited memory akan bertambah pintar seiring banyaknya informasi yang diberikan penggunanya. AI ini meniru kerja otak manusia dalam memproses informasi lalu mengaplikasikannya sebagai output.
Salah satu teknologi AI berjenis ini adalah chatbot ChatGPT dan teknologi AI generatif lainnya.
Berbeda dengan dua jenis sebelumnya, teknologi AI jenis theory of mind masih dalam tahap pengembangan.
Proyek ini punya misi prestisius, yakni membuat kecerdasan buatan yang dapat memahami emosi dan pikiran makhluk hidup di dunia. Tujuannya, agar mesin ini bisa memprediksi niatan dan kebiasaan manusia serta menginisiasi hubungan antar manusia.
Tahap selanjutnya setelah theory of mind berhasil dikembangkan ialah menciptakan teknologi AI yang bersifat self-awareness. Di tahap ini, ilmuwan memprediksikan bahwa teknologi AI mulai memiliki kesadaran tentang eksistensi dirinya sehingga ia pun bisa bertingkah sebagai "makhluk" independen.
Kecerdasan artifisial tidak dapat dipisahkan dari perkembangan dunia modern. Sejumlah piranti, aplikasi, hingga algoritma berbasis AI mewarnai keseharian kira. Namun, jika dikelompokkan, maka ada lima fungsi utama yang dijalankan oleh teknologi AI dalam kegiatan sehari-hari, yakni;
Pengenalan suara otomatis (Automatic-Speech Recognition/ASR) adalah teknologi AI di balik layanan speech-to-text. Gunanya untuk mencatat tiap kata dan kalimat yang didiktekan kepada komputer. Layanan ini meningkatkan aksesibilitas masyarakat saat mengetik tulisan melalui gawai pintarnya.
Agen virtual, termasuk asisten virtual seperti Siri dan Alexa, adalah AI yang sudah akrab dengan manusia. Hal ini menjadikannya sebagai "asisten" yang mampu melayani sang pemilik gawai secara sederhana.
Teknologi AI menciptakan sistem komputer yang dapat memproses informasi berupa gambar digital, video dan input visual lainnya. Berdasarkan input visual itu, sistem komputer berbasis AI menghasilkan output berupa aksi, geotagging, visualisasi radiologi bagi industri kesehatan, dan banyak lainnya.
Menggunakan data historis konsumsi, algoritma AI dapat membuat rekomendasi, tren dan produk tertentu pada target konsumen. Platform marketplace kerap menggunakan algoritma ini untuk menciptakan strategi cross-selling yang efektif.
AI pada trading terotomasi berfungsi untuk mengoptimalkan portofolio investasi. Salah satu contohnya adalah Robot Trading.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: IBM, Brittanica, Investopedia
Bagikan artikel ini