Trader menggunakan chart pattern untuk melihat tren harga aset ke depan. Ketahui chart pattern utama dalam trading di sini!
Chart pattern adalah pola yang terbentuk dari pergerakan harga sebuah aset. Pola tersebut dibentuk oleh garis-garis yang menghubungkan titik-titik harga tertentu, seperti harga penutupan, harga tertinggi, dan harga terendah selama periode tertentu.
Biasanya, trader menggunakan chart pattern untuk mencari sinyal tren harga berikutnya. Utamanya untuk menentukan apakah tren suatu harga akan berlanjut (continuation) atau bakal mengalami pembalikan (reversal). Pola-pola tersebut bisa diketahui lantaran sifatnya yang terus berulang.
Kendati demikian, sebelum menggunakan pola harga tersebut, trader harus memahami komponen analisis teknikal seperti candlestick atau indikator analisis teknikal seperti Moving Average. Jika kamu belum terlalu fasih atas hal tersebut, maka kamu bisa menyimaknya di seri akademi Analisis Teknikal Pluang berikut.
Baca Juga: Tipe-Tipe Gap dalam Trading dan Kenapa Kamu Perlu Memperhatikannya
Sebagaimana diketahui, trader biasanya melakukan dua jenis analisis dalam trading yakni analisis fundamental dan teknikal.
Dalam saham, misalnya, pelaku pasar memanfaatkan analisis fundamental untuk melihat prospek bisnis perusahaan, proyeksi pendapatan, dan laporan keuangan perusahaan ke depan. Tapi, mereka bisa melihat perubahan tren harga saham ke depan menggunakan chart pattern.
Mereka kemudian akan memanfaatkan chart pattern tersebut untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk masuk atau keluar dari sebuah pasar aset. Terlebih, pola ini pun berulang, sehingga pelaku pasar bisa menggunakannya untuk melihat tren harga di periode-periode berikutnya.
Lantas, apa saja chart pattern penting yang perlu diperhatikan trader dalam melihat tren harga?
Baca Juga: 4 Gaya Trading Populer yang Bisa Dilakukan Trader Pemula
Salah satu chart pattern terkenal untuk membaca tren harga adalah head and shoulders. Trader biasanya menggunakan pola ini untuk melihat pembalikan tren harga suatu aset dari bullish ke bearish.
Pola ini tampak seperti memiliki garis dasar dengan tiga puncak yang berdekatan. Namun. tinggi masing-masing puncak tersebut rupanya tidak serupa. Puncak kedua terlihat lebih tinggi ketimbang puncak pertama dan terakhir sehingga polanya tampak seperti kepala dengan sepasang bahu.
Pola ini juga memiliki garis dasar atau biasa disebut neckline. Neckline sendiri merupakan titik support yang menandai awal puncak pertama dan akhir dari puncak ketiga.
Trader meyakini bahwa pola ini nantinya akan berujung ke pelemahan harga aset. Sehingga, mereka akan merealisasikan cuan di titik "head" sebelum harga aset longsor ke garis neckline.
Mirip dengan pola sebelumnya, chart pattern double top dan double bottom juga digunakan untuk melihat tren reversal. Bedanya, masing-masing pola tersebut digunakan untuk situasi dan kondisi yang berbeda.
Chart pattern double top biasanya digunakan untuk melihat sinyal tren penurunan harga. Pada pola ini, harga aset akan naik hingga ke level resistance-nya dan membentuk puncak pertama. Setelahnya, harga aset akan melandai hingga ke level support sebelum kemudian menanjak lagi dan membentuk puncak kedua.
Namun, tinggi puncak kedua tidak dapat mengalahkan puncak pertama sebagai sinyal bahwa tekanan beli telah melemah. Setelahnya, tren harga pun bakal berbalik arah.
Trader biasanya akan memasang posisi beli ketika harga menyentuh neckline puncak kedua. Kemudian, mereka akan menyerok cuannya ketika tren harga terlihat melandai.
Sebaliknya, pola double bottom memprediksi akhir dari tren bearish. Pola ini terbentuk ketika harga aset merosot hingga menyentuh titik terendah pertamanya. Setelahnya, harga aset akan menanjak sedikit sebelum membentuk titik terendah baru yang lebih tinggi dari titik terendah pertama.
Hal ini mengindikasikan bahwa tekanan jual telah berkurang sehingga tren market bakal berbalik arah.
Pola cangkir alias cup and handle kerap dianggap sebagai sinyal pembawa hoki oleh pelaku pasar. Pasalnya, pola ini mengindikasikan bahwa harga aset akan terus meroket dan bikin sang trader ketiban durian runtuh!
Sebagaimana namanya, pola cup and handle tampak seperti wadah cangkir berikut "gagangnya" di sebelah kanan. Harga aset akan mundur dan terlihat membentuk tren seperti huruf "U". Namun, kamu harus hati-hati jika wadahnya lebih menyerupai "V" dengan sudut lancip karena itu bukanlah ciri-ciri utama chart pattern cup and handle.
Setelah membentuk "wadah cangkir", harga bakal sedikit terkoreksi dan membentuk "gagang cangkir". Koreksi semestinya tidak terlalu dalam melebihi dasar cangkir. Sebab, harga aset bakal melejit nantinya.
Hanya saja, trader memerlukan metode teknikal lain untuk mengonfirmasi sinyal yang diberikan dari pola ini. Pasalnya, cup and handle kadang memberikan harapan palsu!
Baca Juga: Scalping Trading
Wedges adalah chart pattern yang mengindikasikan pembalikan tren harga. Pola ini terdiri dari dua jenis, yakni rising wedges dan falling wedges.
Rising wedge adalah pola yang mengindikasikan perubahan dari uptrend ke downtrend. Pola ini ditandai dengan garis tren support harga yang lebih curam dibanding garis tren resistance-nya. Setelahnya, harga kemudian akan terjun bebas jika ia menembus level support-nya saat itu.
Sementara itu, falling wedge menandakan perubahan pola dari harga naik ke harga turun. Berbeda dari rising wedge, pola tersebut dimulai dari garis tren resistance yang lebih curam dibanding garis tren support-nya.
Berbeda dengan pola lain yang populer di kalangan trader saham, pola wedges justru populer di pasar aset yang lebih volatil seperti aset kripto. Tren ini menandakan reversal bakal terjadi sehingga trader dapat menempatkan posisi stop loss atau gain dengan baik.
Salah satu chart pattern yang tak kalah populer di antara trader adalah penant atau flag pattern, yakni sebuah pola yang terdiri dari lima hingga 20 candlestick yang merepresentasikan tren pasar.
Flag pattern dapat mengindikasikan uptrend maupun downtrend, tergantung pada bagaimana pola yang terbentuk. Bendera tegak mengindikasikan pasar bakal nanjak, sementara bendera terbalik mengindikasikan pasar bakal longsor.
Beda dari flag pattern dengan pennant pattern adalah indikasinya. Jika flag mengindikasikan reversal, pennant mengindikasikan tren market bakal lanjut meski telah terjadi konsolidasi.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investing.com, IG.com
Bagikan artikel ini